Beranda » Carilah Istri Shalihah: Penjaga Suami dalam Iman dan Ketaatan

Carilah Istri Shalihah: Penjaga Suami dalam Iman dan Ketaatan

Panduan memilih pasangan hidup dalam Islam berdasarkan hadits dan nasihat ulama

oleh Jundi Qoriba, B.A., M.A.
0 komentar 9 views

Carilah Istri Shalihah: Penjaga Ketaatan dalam Rumah Tangga

Oleh: Ustadz Jundi Qoriba, M.A (Alumni S2, UIM)

Mengapa Harus Memilih Istri Shalihah?

Setiap orang tentu memiliki kriteria dalam memilih pasangan hidup. Ada yang melihat hartanya, parasnya, nasabnya, atau akhlaknya. Bahkan, tak sedikit yang menikah hanya karena perasaan cinta yang sulit dijelaskan. Tapi sebagai seorang muslim, seharusnya kita menjadikan syariat Islam sebagai dasar utama dalam memilih pasangan.

Rasulullah ﷺ mengarahkan kita untuk memilih wanita shalihah yang paham agamanya. Karena dialah yang akan menjadi pendamping dalam taat kepada Allah ﷻ dan penopang dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Baca juga: Istri Minta Cerai karena Suami Selingkuh dan suka menonton porno

Dalil-Dalil tentang Keutamaan Istri Shalihah

1. Wanita Dinikahi karena 4 Hal, Utamakan Agamanya

:عن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي ﷺ قال
“تُنكَحُ المَرأةُ لأربَعٍ: لمالِها، ولحَسَبِها، وجَمالِها، ولدينِها؛ فاظفَرْ بذاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَداك”
(رواه البخاري: 5090، ومسلم: 1466)

Artinya: “Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya kamu akan beruntung.”

2. Sebaik-baik Perhiasan Dunia adalah Istri Shalihah

:عن عبدِ اللهِ بنِ عمرو رضي الله عنهما، أنَّ رسولَ اللهِ ﷺ قال
“الدُّنيا متاعٌ، وخيرُ متاعِ الدُّنيا المرأةُ الصالحةُ”
(رواه مسلم: 1467)

Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”

Ibarat perhiasan yang membuat bangga dan bahagia, wanita shalihah akan menghadirkan kedamaian dan keberkahan dalam rumah tangga. Sebaliknya, wanita yang jauh dari Allah akan membawa kegelisahan dan beban bagi suami.

Baca juga: Bolehkah Tidak Menikah dalam Islam? Ini Hukum dan Dalilnya

3. Istri yang Membantu Suami dalam Keimanan

:عن ثوبان رضي الله عنه، قال رسولُ اللهِ 
“أفضَلُه لِسانٌ ذاكِرٌ، وقلبٌ شاكِرٌ، وزوجةٌ مؤمنةٌ تُعينُه على إيمانِه”
(رواه الترمذي: 3094، وحسنه، وصححه الألباني في صحيح الترغيب [1913])

Artinya: “(Harta) yang paling utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri mukminah yang membantunya dalam keimanannya.”

Al-Qari berkata:
“Yang dimaksud dengan ‘membantunya dalam keimanannya’ adalah membantu dalam urusan agama, seperti mengingatkannya untuk shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Ia juga mencegah suaminya dari zina dan perbuatan haram.”¹

4. Wanita Quraisy yang Paling Baik: Sayang Anak dan Menjaga Suami

:عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال النبي ﷺ
“خَيْرُ نِسَاءِ رَكِبْنَ الإبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ؛ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِ”
(رواه البخاري: 5365، ومسلم: 2527)

Artinya: “Sebaik-baik wanita yang pernah menunggang unta adalah wanita-wanita shalihah dari Quraisy: mereka sangat penyayang kepada anak-anak di masa kecilnya dan sangat menjaga suami dalam urusan nafkahnya.”

Abu al-‘Abbas al-Qurthubi berkata:
“Yang dimaksud dengan ‘shalih’ di sini adalah kebaikan dalam agama dan dalam interaksi (akhlak) dengan suami dan orang lain. Sedangkan ‘penuh kasih sayang’ berarti lemah lembut, dan ‘menjaga suami dalam urusan hartanya’ artinya menjaga serta melindungi harta suami dan memeliharanya dengan baik.”²

Qadhi ‘Iyadh menambahkan:
“Hadits ini menunjukkan bahwa sifat-sifat terpuji pada wanita adalah kasih sayang kepada anak-anak yang berarti mereka akan mendidik dengan baik, lemah lembut dalam memperlakukan mereka, dan menunaikan hak mereka dengan baik di rumah. Termasuk pula tidak tergesa menikah kembali setelah wafatnya suami, serta menjaga harta suami yang mencerminkan sikap amanah dan pengelolaan yang baik terhadap pengeluaran rumah tangga.”³

5. Wanita Buruk adalah Petaka Rumah Tangga

:عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما، قال
“ألا أُخبرُكُم بالثلاثِ الفواقِرِ؟ … وامرأةُ السوءِ إن شهِدتَها غاضبتك، وإن غِبتَ عنها خانت”
(رواه ابن أبي شيبة: 17430)

Artinya: “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang tiga musibah besar? … Dan istri yang buruk; jika kau bersamanya ia membuatmu marah, dan jika kau pergi darinya, ia mengkhianatimu.”

Baca juga: Bolehkah Suami Lebih Banyak Memberi ke Orang Tuanya?

Penutup

Begitu banyak dalil dan nasihat ulama yang menekankan pentingnya memilih istri yang shalihah, beragama, dan memiliki akhlak yang baik. Karena istri seperti inilah yang akan menjadi penjaga suami dalam ketaatan, mengingatkan dalam ibadah, dan menjadi penolong dalam meraih cita-cita dunia dan akhirat.

Jangan sekadar mencari yang memikat hati, tapi carilah yang menjaga hatimu dalam ketaatan kepada Rabbul ‘Alamin.

Catatan Kaki

  1. Al-Qari, Mirqāt al-Mafātīḥ, jilid 4, hlm. 1556.

  2. Abu al-‘Abbas al-Qurthubi, al-Mufhim lima Asykala min Talkhis Kitab Muslim, jilid 6, hlm. 479.

  3. Qadhi ‘Iyadh, Ikmāl al-Mu’allim bi Fawā’id Muslim, jilid 7, hlm. 565.

You may also like

Tinggalkan komentar

kosultasi syariah