Beranda » Adab dan Etika untuk Karyawan dan Influencer

Adab dan Etika untuk Karyawan dan Influencer

oleh Asep Ridwan Taufiq, B.A., M.A.
0 komentar 126 views

Adab dan etika sangat penting bagi setiap individu, baik sebagai karyawan maupun influencer. Di tengah perkembangan dunia kerja dan digital yang semakin pesat, adab dan etika menjadi pilar utama yang tidak boleh diabaikan. Dengan memegang teguh nilai-nilai ini, seseorang tidak hanya akan sukses secara profesional, tetapi juga meraih keberkahan dalam setiap langkah kehidupannya.

Berikut ini adalah beberapa prinsip adab dan etika yang harus dipegang oleh karyawan dan influencer agar pekerjaan mereka menjadi ibadah yang diridhai Allah Ta’ala.

1. Niat yang Ikhlas dan Pekerjaan sebagai Ibadah

Pentingnya niat dalam setiap perbuatan, termasuk dalam bekerja, ditegaskan oleh sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahkan, dalam hal-hal kecil sekalipun, jika diniatkan untuk mencari ridha Allah, akan mendapatkan pahala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ”
“Sesungguhnya, kamu tidak akan mengeluarkan nafkah yang kamu niatkan untuk mencari keridhaan Allah, kecuali kamu akan diberi pahala atasnya, bahkan apa yang kamu masukkan ke dalam mulut istrimu.” (HR. Bukhari)

2. Kompetensi dan Profesionalisme

Sebagai seorang Muslim, kita dianjurkan untuk selalu menunjukkan kompetensi dan profesionalisme dalam bekerja. Allah berfirman tentang pentingnya memilih orang yang kompeten dan amanah dalam sebuah tugas:

“إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ”
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. Al-Qashash: 26)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ”
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (HR. Al-Baihaqi)

Kompetensi yang baik dan profesionalisme dalam pekerjaan tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi organisasi dan lingkungan kerja.

3. Amanah dan Tanggung Jawab

Amanah adalah salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Setiap karyawan dan influencer harus menunaikan tanggung jawabnya dengan penuh amanah, sesuai dengan firman Allah:

“إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا”
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa: 58)

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ”
“Tunaikan amanah kepada orang yang mempercayaimu, dan jangan berkhianat kepada orang yang berkhianat kepadamu.” (HR. Tirmidzi)

Menjaga amanah tidak hanya terbatas pada menjaga harta atau informasi, tetapi juga menjaga waktu dan karya orang lain, seperti tidak menyalin konten tanpa izin atau tidak bermalas-malasan di tempat kerja.

4. Kejujuran

Kejujuran adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap Muslim, terutama dalam menjalankan tugas sebagai karyawan atau influencer. Allah berfirman:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ”
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119)

Contoh penerapan kejujuran di dunia kerja adalah tidak menggunakan ijazah palsu, tidak berbohong dalam CV, serta tidak membeli follower atau engagement palsu.

5. Tidak Mengambil Hak Orang Lain

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hak orang lain. Allah berfirman:

“وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ”
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil.” (QS. Al-Baqarah: 188)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga memperingatkan keras tentang hal ini:

“مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ فَقَدْ أَوْجَبَ اللَّهُ لَهُ النَّارَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ”
“Barang siapa yang mengambil hak seorang Muslim dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan baginya neraka dan mengharamkan surga baginya.” (HR. Muslim)

Mengambil hak orang lain dalam pekerjaan dapat berupa mencuri waktu kerja atau mengklaim hasil kerja tim sebagai milik pribadi.

Dengan mempraktikkan adab dan etika ini, karyawan dan influencer dapat menjalani profesinya dengan penuh keberkahan, amanah, dan profesionalisme yang tinggi, serta memberikan kontribusi yang berarti bagi umat dan masyarakat.

You may also like

Tinggalkan komentar

kosultasi syariah