Konsultasi Syariah
Pertanyaan:
Bagaimana menyikapi suami yg jarang ngajak ngobrol, agak sensitif, cuek, tidur pisah ranjang (karna saya menemani anak² tidur yg masih kecil bayi dan balita, sementara suami di kamar yg lain) jarang bersikap romantis atau bercanda?
Jawaban :
بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak selalu mudah. Ada kalanya kita menghadapi situasi yang membuat hati merasa berat, apalagi ketika pasangan terlihat kurang perhatian atau tidak seperti yang diharapkan. Hal ini wajar terjadi karena rumah tangga adalah ujian yang membutuhkan kesabaran dan kebijaksanaan. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi seorang istri untuk tetap teguh menjaga keikhlasan sambil berusaha memperbaiki keadaan dengan cara yang baik.
Allah telah menjadikan pernikahan sebagai tanda kekuasaan-Nya, agar kita merasakan ketenangan, cinta, dan kasih sayang :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Namun, cinta itu tidak selalu hadir begitu saja, ia butuh dipupuk dan dijaga. Ketika pasangan terlihat kurang romantis, cuek, atau sensitif, itu bisa jadi tanda bahwa ia memiliki cara pandang atau cara mengekspresikan perasaan yang berbeda, dan ini bisa menjadi kesempatan bagi istri untuk meningkatkan komunikasi dan membangun hubungan yang lebih harmonis.
Adapun beberapa hal yang bisa kami sarankan untuk istri lakukan dalam kondisi seperti ini adalah sebagai berikut :
Baca juga: Hukum Cashback dan Komisi Member: Panduan Syariah Lengkap
1. Merenungkan Hikmah dan Bersabar
Rumah tangga adalah medan ujian yang Allah berikan agar kita belajar bersabar dan terus berusaha memperbaiki diri. Cobalah melihat sisi positif dari suami, seperti tanggung jawabnya terhadap keluarga. Hal ini bisa menjadi pengingat bahwa suami tetap memiliki peran penting dalam kehidupan rumah tangga, meski cara ekspresinya mungkin tidak selalu sesuai harapan Anda.
Allah berfirman:
وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةًۗ اَتَصْبِرُوْنَ
“Dan Kami jadikan sebagian kamu ujian bagi sebagian yang lain; maukah kamu bersabar?” (QS. Al-Furqan: 20)
Kesabaran dalam menghadapi suami merupakan amalan besar yang dapat mendatangkan pahala dan ridha dari Allah.
2. Mengkomunikasikan dengan Hikmah
Pilih waktu yang tenang untuk berbicara dengan suami Anda. Sampaikan perasaan Anda dengan lembut, tanpa menyalahkan. Anda bisa mencoba teknik komunikasi “I-Message”, yaitu cara mengungkapkan perasaan atau kebutuhan tanpa menyalahkan atau menyerang lawan bicara. Misalnya Anda bisa mengatakan :
“Aku belakangan ini ngerasa kesepian karena kita sudah jarang ngobrol. Aku pengen kita lebih sering cerita-cerita bareng seperti dulu. Menurutmu, gimana ya kita bisa melakukannya?”
Cara ini insya Allah akan lebih efektif dibandingkan mengeluh, karena suami merasa diajak bekerja sama, bukan disalahkan.
3. Memahami Kondisi Suami
Kadang suami yang terlihat cuek atau sensitif bisa jadi karena sebenarnya ia sedang menghadapi beban yang tidak diungkapkan, seperti stres di tempat kerja atau rasa lelah. Perhatikan kondisinya dan berikan dukungan emosional dengan cara yang ia sukai, seperti memasakkan makanan kesukaannya, memberikan pujian atas kerja kerasnya, atau menawarkan pijatan untuk membantunya lebih rileks sepulang kerja.
4. Mengatasi Tidur Terpisah
Jika tidur terpisah karena menemani anak-anak, cobalah mencari solusi agar tetap ada momen kebersamaan dengan suami. Misalnya, sebelum tidur, sempatkan waktu untuk mengobrol di kamar suami. Atau jika memungkinkan, Anda bisa mempertimbangkan untuk mulai melatih anak-anak tidur terpisah di tempat mereka secara perlahan, sehingga Anda dan suami bisa kembali tidur bersama dan bisa memiliki waktu berduaan lebih banyak.
5. Mulai dengan Hal-Hal Kecil
Kadang suami yang kurang ekspresif membutuhkan waktu untuk terbuka. Bangun kehangatan lewat hal-hal kecil, seperti menyambut suami dengan senyuman, memulai candaan ringan, atau sekedar dengan berterima kasih pada hal-hal kecil yang suami lakukan (misal ketika suami memasangkan gas kompor, atau mengangkat galon ke dispenser). Sesekali bisa juga mengirimkan chat manis saat suami bekerja, dan jangan bosan untuk mengungkapkan rasa cinta Anda. Mungkin awalnya akan terasa canggung atau respon awal dari suami terlihat dingin, namun insyaAllah perlakuan baik yang konsisten akan meluluhkan hatinya dan membuat hubungan lebih harmonis.
6. Memperbaiki Hubungan dengan Allah
Hubungan kita dengan Allah akan berdampak pada hubungan kita dengan pasangan. Jika baik, maka dampaknya akan baik terhadap keluarga kita dan jika buruk maka akan buruk juga dampaknya,
Al-Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata:
إني لأعصي الله فأعرف ذلك في خلق حماري وخادمي وامرأتي وفأر بيتي.
“Sungguh aku benar-benar bermaksiat kepada Allah lalu aku mengetahui hal itu berakibat pada berubahnya perilaku keledai tungganganku, pembantuku, istriku, dan munculnya tikus di rumahku.” (Ibnu Asakir dalam kitabnya Tarikh Dimasyq, Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah dan Abu Nu’aim dalam kitabnya Hilyatul Auliya’ menyandarkan atsar ini kepada Al-Fudayl bin Iyadh Rahimahullah)
Perbanyak doa agar Allah melembutkan hati suami dan menumbuhkan cinta yang lebih dalam di antara kalian.
Doakan juga rumah tangga Anda agar selalu dalam keberkahan-Nya :
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
7. Mencari Bantuan Profesional Jika Diperlukan
Jika semua upaya telah dilakukan namun keadaan belum membaik, pertimbangkan untuk melibatkan pihak ketiga seperti ustadz atau konselor pernikahan yang terpercaya. Kehadiran mereka insyaAllah bisa membantu menjembatani komunikasi yang kurang efektif.
Baca juga: Bolehkan Meminta Cerai karena Kebencian?
Penutup
Ingatlah bahwa setiap pasangan memiliki dinamika yang berbeda. Tetaplah berusaha dengan sabar dan tulus untuk memperbaiki keadaan.
Kami memahami bahwa sebagai ibu rumah tangga, tentu beban yang dipikul tidak ringan. Waktu dan pikiran sudah banyak terkuras untuk mengurus pekerjaan rumah, mendidik anak, dan merawat bayi, tapi sering kali masih harus ditambah dengan usaha untuk menjaga hubungannya dengan suami. Namun meski terasa berat, yakinlah bahwa setiap kesabaran dan usaha yang Anda lakukan tidak akan disia-siakan oleh Allah.
Pernikahan adalah ladang amal, dan setiap langkah Anda untuk membahagiakan suami adalah ibadah yang berpahala besar.
Semoga Allah senantiasa memberkahi rumah tangga Anda dan menjadikan suami Anda sebagai sahabat terbaik Anda di dunia dan akhirat. Aamiin yaa Rabb
Baca juga: Menjual Barang Yang Dicicil Kepada Orang Lain, Bolehkah?
Dijawab Oleh: Muhammad Zuhdi, M.A.
(Kandidat Doktor Ushul Fiqih, Universitas Islam Madinah)
Madinah, Senin, 9 Desember 2024