Istiqamah Setelah Ramadhan: Terus Dekat dengan Allah

masjid nabawi

Jangan Mengenal Allah Hanya di Bulan Ramadhan

Segala puji bagi Allah, yang menjadikan kebahagiaan sejati bagi hamba-hamba-Nya melalui ketaatan yang terus-menerus. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah ﷺ, yang setiap kali menyelesaikan suatu amalan, beliau segera menyusulnya dengan amalan lainnya.

Saudaraku…
Kini kita telah berpisah dengan bulan Ramadhan, bulan Al-Qur’an, ketakwaan, kesabaran, serta pembebasan dari api neraka. Lalu, faedah apa yang telah kita raih dari sekian banyak keutamaan Ramadhan? Apakah dalam jiwa kita telah tumbuh ketakwaan sehingga kita keluar dari madrasah Ramadhan dengan predikat sebagai orang bertakwa? Apakah kita telah sabar dalam menaati perintah dan menjauhi larangan Allah?

Banyak pertanyaan menyelimuti hati seorang muslim. Ramadhan adalah momentum perubahan ke arah yang lebih baik. Jika bukan sekarang kita mengambil pelajaran dan meraih manfaat darinya, lalu kapan lagi kita akan berubah?

Baca juga: Pengelolaan Keuangan keluarga: Suami atau Istri yang Mengatur?

Tiga Keadaan Manusia Setelah Ramadhan

1. Mereka yang Istiqamah

Orang-orang yang sebelum Ramadhan sudah taat, lalu semakin bertambah kebaikannya saat Ramadhan, dan tetap istiqamah setelahnya. Mereka memahami bahwa Ramadhan adalah bulan ketakwaan dan penuh ampunan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)

2. Mereka yang Kembali Bermaksiat

Orang-orang yang tadinya lalai dan bermaksiat, lalu beribadah saat Ramadhan, tapi kembali ke kebiasaan buruk setelahnya. Amal-amal kebaikan saat Ramadhan tidak dilanjutkan.

3. Mereka yang Tidak Peduli

Baik sebelum, saat, maupun setelah Ramadhan, mereka tetap dalam kelalaian. Mereka tidak mengenal nilai Ramadhan dan jauh dari rahmat serta ampunan Allah.

Lalu, di mana posisi kita sekarang?

Konsistensi dalam Ibadah

Seorang muslim wajib menjaga istiqamah dalam ibadah sepanjang hayat, karena tujuan hidup manusia telah Allah tetapkan:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
(QS. Az-Zariyat: 56)

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian).”
(QS. Al-Hijr: 99)

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari no. 6465, Muslim no. 783)

Baca juga: Apakah Syarat Pernikahan Harus Dikembalikan Saat Khulu’?

Tanda Amalan Ramadhan Diterima

Ciri seseorang yang amalannya diterima di bulan Ramadhan, antara lain:

  • Ia terus berada dalam kebaikan.

  • Semangat dalam ibadah tak surut.

  • Menjaga kewajiban dan ketaatan dengan istiqamah.

  • Mencintai kebaikan dan ikut menyebarkannya.

  • Membenci kemungkaran serta menjauhinya.

Jangan Rusak Amal Saleh Setelah Ramadhan

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya setelah dipintal dengan kuat.”
(QS. An-Nahl: 92)

Inilah perumpamaan orang yang kembali ke gelapnya dosa setelah mencicipi manisnya ketaatan. Sungguh sangat merugi!

Salah seorang ulama salaf berkata:

بِئْسَ الْقَوْمُ لَا يَعْرِفُونَ اللَّهَ إِلَّا فِي رَمَضَانَ
“Sungguh buruk suatu kaum yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan.”
(Latha’if al-Ma’arif, hlm. 222)

Baca juga: Apa Hukumnya Memanfaatkan Poin dari Marketplace?

Amalan yang Harus Dijaga Setelah Ramadhan

1. Menjaga Ketakwaan

Ketakwaan adalah buah utama dari Ramadhan. Jangan lepaskan!

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

2. Shalat Berjamaah di Masjid

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ
“Sungguh aku berniat untuk memerintahkan shalat, lalu aku tugaskan seseorang menjadi imam, kemudian aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar ke rumah mereka yang tidak menghadiri shalat berjamaah, lalu aku bakar rumah-rumah mereka.”
(HR. Bukhari no. 7224, Muslim no. 651)

3. Puasa Sunnah

Lanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa sepanjang tahun.”
(HR. Muslim no. 1164)

4. Qiyamul Lail (Shalat Malam)

Jika belum mampu tahajud, lakukan witir minimal satu rakaat sebelum tidur.

5. Membaca dan Mentadabburi Al-Qur’an

Rasulullah ﷺ bersabda:

اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, karena pada hari kiamat ia akan datang memberikan syafaat bagi pembacanya.”
(HR. Muslim no. 804)

6. Berdzikir dan Berdoa

Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ، أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ، فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي، وَلْيُؤْمِنُوا بِي، لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh petunjuk.”
(QS. Al-Baqarah: 186)

Baca juga: Takut Menikah dan Melahirkan? Apa pandangan Islam?

Penutup

Saudaraku,
Jika Ramadhan tahun ini belum mengubah kita, lalu kapan lagi? Waktu terus berjalan, dan kematian pasti datang. Menyesal hari ini lebih baik daripada menyesal di akhirat.

Ramadhan bukan akhir dari ibadah, tapi awal dari istiqamah. Perbanyaklah doa agar kita menjadi hamba yang bertakwa dan istiqamah.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Karunia.”
(QS. Ali ‘Imran: 8)

Referensi:
Disarikan dari webinar Fiqihmuamalah.com dengan tema “Apa Setelah Ramadhan?”
Tonton di YouTube

Ditulis oleh: Aditya Prayogo

Artikel Fiqihmuamalah.com

Universitas Islam Madinah

Senin, 1 Syawal 1446 H

Related posts

Puasa Syawal: Hukum dan Keutamaannya dalam Islam

10 Amalan Sunnah dan Adab di Hari Raya Idulfitri Sesuai Tuntunan Nabi ﷺ

Jadikan Malam Ganjil Ramadhan sebagai Momentum Taubat dan Meraih Lailatul Qadar