Mengenal Nama Allah Ar-Razzaq: Sumber Segala Rezeki dan Cara Meneladaninya untuk Keberkahan Hidup

Bunga poppy merah di ladang gandum yang melambangkan kemurahan rezeki dari Allah Ar-Razzaq, Sang Maha Pemberi Rezeki.

Mengenal Nama Allah Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rezeki) dan Bagaimana Meneladaninya

Pengantar

Allah subhanahu wa ta’ala  memiliki Asmaul Husna (Nama-Nama yang indah) dan jumlahnya tidak terbatas. Setiap Nama-Nama Allah mengandung sifat, dan kita wajib mengimani Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an maupun hadis Rasulullah shahallahu ‘alaihi wa sallam.

Di antara Asmaul Husna, Allah memiliki nama Ar-Razzaq yaitu Yang Maha Pemberi Rezeki. Nama Allah Ar-Razzaq mengingatkan kita bahwa setiap rezeki dalam kehidupan ini merupakan anugerah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Namun sering kali kita menganggap bahwa rezeki itu hanya terbatas pada uang atau penghasilan, padahal jauh lebih luas daripada itu.

Oleh karenanya, dalam artikel kali ini kita akan mengenal Nama Allah Ar-Razzaq dan bagaimana cara meneladani-Nya dalam kehidupan sehari-hari, supaya kita bisa mendapatkan keutamaan dan keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Baca juga: https://fiqihmuamalah.com/1899-dampak-maksiat-merusak-kehidupan-perlukah-kita-berhenti-sekarang.html

Makna Nama Allah Ar-Razzaq

Rezeki dalam bahasa arab artinya segala sesuatu yang bermanfaat. Nama Allah Ar-Razzaq (الرزاق) adalah bentuk mubalaghah (kata dalam bahasa arab yang berbentuk intensif) yang menunjukkan banyaknya 

pemberian rezeki yang melimpah dan terus-menerus. Artinya, Allah Ar-Razzaq yang memberikan rezeki terus-menerus, rezeki demi rezeki, dan yang melimpahkan rezeki dengan luas.

Ar-Razzaq adalah Dia yang menjamin rezeki setiap makhluk, dan memelihara setiap makhluk dengan segala yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup.

Nama Allah Ar-Razzaq disebutkan dalam al-Qur’an. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Adz-Dzariyat ayat 58,

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”

 Baca juga: https://fiqihmuamalah.com/1841-rezeki-sempit-penyebab-dan-solusinya-dalam-prespektif-islam.html

Pembagian rezeki

Rezeki dari Allah kepada hamba-hamba-Nya terbagi menjadi dua jenis; rezeki umum dan rezeki khusus.

      1.Rezeki umum

Rezeki umum yaitu, Allah memberikan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya, apapun yang mereka butuhkan untuk keberlangsungan hidup mereka. Rezeki ini bersifat umum, mencangkup orang baik maupun jahat, orang beriman maupun kafir, bahkan juga manusia, malaikat, jin, hewan-hewan, dan semuanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Hud ayat 6,

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya….”

Dalam konsep ini, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, di antaranya:

  • Rezeki Allah kepada orang kafir bahkan kekayaan yang mereka dapatkan dari Allah, bukan berarti Allah ridho terhadap mereka, karena  Allah subhanahu wa ta’ala memberikan dunia kepada siapapun baik yang ia cintai maupun tidak.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Saba ayat 35-37,

كُلُّ نَفۡسٍ ذَآٮِٕقَةُ الۡمَوۡتِ ؕ وَنَبۡلُوۡكُمۡ بِالشَّرِّ وَالۡخَيۡرِ فِتۡنَةً   ؕ وَاِلَيۡنَا تُرۡجَعُوۡنَ‏ (٣٥) وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اِنۡ يَّتَّخِذُوۡنَكَ اِلَّا هُزُوًا ؕ اَهٰذَا الَّذِىۡ يَذۡكُرُ اٰلِهَـتَكُمۡ ۚ وَهُمۡ بِذِكۡرِ الرَّحۡمٰنِ هُمۡ كٰفِرُوۡنَ‏ (٣٦) خُلِقَ الۡاِنۡسَانُ مِنۡ عَجَلٍ ؕ سَاُورِيۡكُمۡ اٰيٰتِىۡ فَلَا تَسۡتَعۡجِلُوۡنِ‏  (٣٧)

“Dan mereka berkata, “Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab.” Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).”

Ketika kita melihat kondisi masyarakat pada umumnya, kadang terbesit dalam benak kita sebuah pertanyaan, kenapa orang kafir banyak yang kaya, dan sebaliknya, tidak sedikit orang islam yang kekurangan harta. Ternyata dalam al-Qur’an telah Allah sebutkan, bahwa Allah melapangkan dan membatasi rezeki-Nya bagi yang Dia kehendaki, yang tentunya sesuai hikmah. Allah menekankan dalam ayat tersebut bahwa yang mendekatkan kita kepada Allah itu bukan harta dunia, melainkan keimanan kita kepada Allah dan kebaikan amal kita. Bahkan Allah menjamin balasan yang berlipat ganda hingga surga-Nya di akhirat kelak kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan.

  • Banyaknya harta belum tentu menunjukkan kemuliaan. Sebaliknya, kurangnya harta bukan berarti sebuah kehinaan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat al-Fajr ayat 15-17,

فَاَمَّا الۡاِنۡسَانُ اِذَا مَا ابۡتَلٰٮهُ رَبُّهٗ فَاَكۡرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗ ۙ فَيَقُوۡلُ رَبِّىۡۤ اَكۡرَمَنِؕ‏ (١٥) وَاَمَّاۤ اِذَا مَا ابۡتَلٰٮهُ فَقَدَرَ عَلَيۡهِ رِزۡقَهٗ ۙ فَيَقُوۡلُ رَبِّىۡۤ اَهَانَنِ (١٦) كَلَّا

“Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.” Sekali-kali tidak!…”

Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak semua nikmat dunia yang diberikan itu menunjukkan kemuliaan, dan ketika kita diberikan kekurangan harta bukan berarti menunjukkan sebuah kehinaan. Karena kekayaan, kemiskinan, kelapangan, maupun kesempitan, itu semua adalah ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Allah hendak menguji kita apakah kita bersyukur atau tidak, apakah kita sabar atau tidak.

Karena kekayaan, kemiskinan, kelapangan, maupun kesempitan, itu semua adalah ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Allah hendak menguji kita apakah kita bersyukur atau tidak, apakah kita sabar atau tidak.

 

        2.Rezeki Khusus

Rezeki khusus adalah rezeki yang manfaatnya terus menerus di dunia maupun di akhirat. Rezeki ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu; rezeki hati berupa ilmu dan iman, serta rezeki badan berupa rezeki yang halal seperti makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya yang halal serta mendukung kebaikan agamanya. Rezeki ini khusus untuk orang-orang beriman yang Allah berikan sesuai tingkatan mereka berdasarkan hikmah dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan cara ini, Allah menyempurnakan kemuliaan mereka dan memberikan karunia kepada mereka dengan memasukkannya ke dalam surga yang penuh kenikmatan pada hari kiamat kelak.

Baca juga: https://fiqihmuamalah.com/1833-fiqih-muamalah-mengapa-jarang-dipelajari.html

Catatan

Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah mengatakan, “Wajib bagi seorang muslim meyakini bahwa rezeki itu di tangan Allah, dan memintanya hanya kepada Allah. Dan jangan terlalu sibuk (terobsesi) mencari rezeki (dunia) karena seseorang tidak akan meninggal dunia hingga ia mendapatkan seluruh rezekinya dan ajalnya.

Oleh: Nur Mukhlish Mazid

Perpustakaan Universitas Islam Madinah, 27 Rabi’ul Akhir 1446 H / 30 Oktober 2024

Artikel: fiqihmuamalah.com


Referensi

  • Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. Syarh Asma Allah Al-Husna. Riyadh: Dar Al-Ghad Al-Jadid, 2013. Cet. Pertama.
  • Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Fiqhul Asma’ Al-Husna. Riyadh: Dar At-Tauhid Lin Nasyr, 2008. Cet. Pertama.
  • Muallifah. Asraarul Asmaa. Maktabah Malik Fahd Al-Wathoniyyah, 2011. Cet. Ketiga.

Related posts

Puasa Syawal: Hukum dan Keutamaannya dalam Islam

Istiqamah Setelah Ramadhan: Terus Dekat dengan Allah

10 Amalan Sunnah dan Adab di Hari Raya Idulfitri Sesuai Tuntunan Nabi ﷺ