Rezeki Sempit dan Seret? Ini Penyebab dan Solusinya
Rezeki sempit dan seret merupakan isu dan perhatian setiap orang, Setiap mereka pasti menginginkan kehidupan yang nyaman dan rezeki yang luas. Di era yang penuh tantangan ini, seringkali banyak orang yang bekerja keras untuk mendapatkan kebutuhan hidup yang mencukupi.
Namun, tidak sedikit dari kita yang mengalami sulit dan sempitnya rezeki, padahal telah berusaha dengan maksimal. Kondisi seperti ini biasanya membuat kita galau dan bertanya-tanya mengapa hal ini bisa menimpa kita.
Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini kita akan membahas apa saja penyebab sempitnya rezeki dan solusi dari semua itu.
Baca juga: Menggapai Keberkahan dengan Mencintai Ilmu
Penyebab seret dan sempitnya rezeki
Kalau kita menelaah ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, banyak dalil yang menunjukkan kepada kita sebab-sebab terhalangnya kita dari rezeki. Berikut diantaranya.
1.Berpaling dari Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 124,
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
Dari ayat tersebut, bisa kita lihat bahwa salah satu penyebab kehidupan kita terasa sempit dan susah yaitu karena kita berpaling dari peringatan Allah, lupa kepada Allah, atau tidak mau beribadah kepada Allah. Bahkan seseorang yang mungkin gajinya tinggi, atau bekerja mati-matian, tapi ketika dia berpaling dari Allah, maka dia akan tetap merasakan kesempitan dalam hidupnya, tidak bahagia, pengeluaran uang tidak jelas, dan batinnya sengsara. Maka bagaimana jadinya jika kita miskin lalu berpaling dari Allah? Tentu akan lebih menderita lagi.
2. Harta yang haram, penghalang doa
Saat mengalami kesulitan, rezeki seret, biasanya kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita meminta supaya Allah memberikan kita rezeki dan solusi. Namun, tidak jarang doa-doa yang kita panjatkan belum juga terkabul dan kita tetap merasa sulit. Bisa jadi doa yang kita panjatkan terhalang oleh sesuatu yang haram.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“… lalu (Nabi shallallahu ’alaihi wasallam) menyebutkan seorang yang safar (bepergian) jauh, bajunya compang-camping dan berdebu. Ia menengadahkan tangan ke langit seraya berdoa, ‘Ya Rabb … ya Rabb …’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia tumbuh dari harta yang haram. Lantas bagaimana mungkin doanya dikabulkan?!” (HR. Muslim)
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa sesuatu yang haram bisa menjadi penghalang doa. Coba kita bertanya pada diri sendiri, apakah pekerjaan yang kita lakukan halal? Apakah makanan yang selama ini kita konsumsi halal? Apakah uang yang kita miliki halal dan bebas dari riba? Maka hendaknya kita introspeksi diri dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
3. Kurang bersyukur kepada Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7,
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan dalam kitab tafsirnya,
“…jika kalian mengingkari nikmat-nikmat itu dan kalian menyembunyikannya, (Allah ta’ala berfirman, “maka sesungguhnya azabku sangat pedih”), yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah menyiksa mereka karena mengingkarinya.
Jadi ketika kita kurang bersyukur kepada Allah, bisa jadi Allah mencabut nikmat-nikmat tersebut, sehingga rezeki kita selalu seret dan tidak bertambah,
Solusi Agar Dimudahkan dalam Rezeki
Setelah kita menyadari kekurangan yang kita miliki, dan menyadari sebab-sebab terhalangnya kita dari rezeki yang Allah berikan, berikut beberapa solusi yang bisa kita lakukan.
1. Bertaubat, beristigfar dan bertakwa kepada Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Nuh ayat 10-12,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“…maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa dengan beristighfar dan bertaubat, Allah akan menurunkan rezeki kepada kita.
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman dalam surat at-Talaq ayat 2-3,
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya….”
Para ulama menjelaskan makna takwa yang paling sederhana, yaitu kita menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Dan dengan kita bertakwa, Allah akan memberikan banyak solusi dari permasalahan yang kita hadapi, bahkan Allah memberikan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
2. Tawakal kepada Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat at-Talaq ayat 3,
وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ
“…Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya….”
Ketika kita sudah berusaha, bekerja, ikhtiar mencari harta, maka semua itu harus dibarengi dengan sikap tawakal, berserah diri kepada Allah, dan menggantungkan semuanya kepada Allah. Jangan merasa semua yang kita dapatkan itu merupakan hasil dari usaha kita semata. Jangan seperti Qarun yang diberi harta kemudian sombong dan mengaku kekayaannya itu karena ilmunya sendiri, sehingga pada akhirnya Allah azab dia dan menenggelamkannya ke dalam bumi bersama hartanya.
Maka apabila kita sudah benar-benar menghadirkan sikap tawakal dalam diri kita, niscaya Allah akan mencukupkan segala kebutuhan kita, dan mempermudah segala urusan kita.
3. Perbanyak bersyukur
Sebagaimana ayat sebelumnya, jika kita bersyukur, Allah akan menambahkan nikmat-nikmat tersebut kepada kita. Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan.
Ketika kita bisa makan hari ini, ketika kita mendapatkan gaji, ketika kita bisa membeli sesuatu yang kita butuhkan, ingatlah untuk senantiasa bersyukur dan mengucapkan Alhamdulillah, sehingga Allah akan terus menambahkan nikmat-nikmat tersebut dan memberikan keberkahan pada harta yang kita miliki.
Renungan
Setelah kita mempelajari bagaimana sebab-sebab sulitnya kita mendapatkan rezeki, kemudian solusi dari sebab-sebab tersebut, ada hal yang perlu kita renungkan.
- Ingat, Allah itu al-Qabidh dan al-Basith
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 245,
وَٱللَّهُ يَقۡبِضُ وَيَبۡصُۜطُ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ
“… Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”
Di antara Asmaul Husna (Nama-Nama Allah yang Baik), Allah memiliki nama al-Qabidh dan al-Basith, artinya Allah yang Maha Menyempitkan dan Allah yang Maha Melapangkan/Meluaskan (rezeki). Nama tersebut mengandung makna bahwa Allah menyempitkan rezeki hambanya sesuai dengan hikmah-Nya dan Allah melapangkan rezeki hambanya sesuai dengan hikmah-Nya.
Boleh jadi ketika seseorang diberi rezeki berupa harta yang banyak, dia malah menggunakan harta tersebut untuk foya-foya, digunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, atau bahkan melalaikan dirinya dari beribadah kepada Allah. Maka untuk menyelamatkan hamba tersebut dari kelalaian, Allah memberikan dia rezeki sesuai dengan kemaslahatan dirinya. Oleh karena itu, coba kita renungkan apakah kita bisa menjamin diri kita tetap istiqomah dalam ketaatan ketika kita diberi harta yang banyak? Hendaknya kita bermuhasabah, meluruskan niat dan tujuan kita, dan tetap bersyukur dengan segala nikmat yang Allah berikan.
Oleh: Nur Mukhlish Mazid