Bab: Jual beli Salam. (Bagian 1)
Apa itu jual beli salam?
Transaksi jual beli dengan menjual barang dengan menyebutkan ciri – cirinya dengan spesifik.
Apa hukum jual beli salam?
Boleh, jika terpenuhi syarat jual beli salam. berdasarkan firman Allah ta’ala:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya.” (Al Baqoroh (2): 282).
Ibnu’ Abbas radhiyallahu ‘anhuma juga mengatakan,
قَدِمَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمَدِينَةَ ، وَهُمْ يُسْلِفُونَ بِالتَّمْرِ السَّنَتَيْنِ وَالثَّلاَثَ ، فَقَالَ « مَنْ أَسْلَفَ فِى شَىْءٍ فَفِى كَيْلٍ مَعْلُومٍ وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ ، إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ »
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, mereka (penduduk Madinah) mempraktikkan jual beli buah-buahan dengan sistem salaf (salam), yaitu membayar di muka dan diterima barangnya setelah kurun waktu dua atau tiga tahun kemudian. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mempraktikkan salam dalam jual beli buah-buahan, hendaklah dilakukannya dengan takaran yang diketahui dan timbangan yang diketahui, serta sampai waktu yang diketahui.” (HR. Bukhari, no. 2240 dan Muslim, no. 1604)
Apa saja ketentuan barang pada akad salam?
- Barang yang dijual haruslah disebutkan ciri – ciri yang spesifik.
- Tidak boleh bercampur dengan jenis barang yang lain, seperti beras berkualitas baik dengan buruk.
- Tidak boleh dimasak dengan api dengan syarat jika merubah harganya, seperti menjual ayam mentah dan mendapatkan ayam yang matang.
- Tidak boleh tertentu seperti “saya mau beli baju ini” (ditunjuk tidak dengan deskripsi).
- Tidak boleh dari asal tertentu seperti membeli beras dari gudang A.
Sumber:
Matan Ghoyah wa taqrub / Matan Abu Syuja.
www.Rumaysho.com
Oleh: Jundi Qoriba.
Bekasi, 31 Juli 2024